Dalam soal iman, Islam meletakkan titik berat pada ke-Esaan Allah s.w.t., kebangkitan dari alam
kubur, kehidupan di akhirat dan perhitungan amal atau hisab, disamping segala sesuatu yang penting
atau berguna untuk kemaslahatan hidup. Boleh dikatakan bahwa kebiasaan dan ketekunan dalam
mencari keridlaan Allah s.w.t. itu dalam kenyataannya merupakan inti dari pada ajaran-ajaran Islam.
Dan dalam pencarian saya akan kebenaran, ternyata saya menemukannya dalam Islam.
Agama Kristen, atau lebih tegas Injil-Injilnya yang kita dapati sekarang itu tidak lagi sebersih pada
waktu diturunkannya dari Allah s.w.t. Dia telah mengalami perubahan berkali-kali. Dengan demikian,
maka tidaklah mungkin bisa dikatakan bahwa agama Kristen itu masih asli. Sedangkan Al-Qur'anul-
Karim diturunkan dari Allah s.w.t. dan selalu tetap seperti keadaannya semula, tanpa penggantian
atau perubahan sedikitpun. Agama Kristen yang sampai kepada kita, tidak lagi dalam bentuk yang
diturunkan dari Allah s.w.t. Dia hanya terdiri dari beberapa kalimat fatwa Jesus Kristus dan
biografmya, dan kedudukan Kristus itu dalam agama Kristen sama seperti kedudukan Hadits dalam
agama Islam. Dengan demikian, maka apa yang diwahyukan Allah dalam agama Kristen itu tidak
langsung sampai kepada kita seperti halnya dalam agama Islam.
Yang paling kacau dalam agama Kristen ialah ajaran Trinitas yang wajib diimani tanpa dapat
dimengerti permasalahannya, karena tidak ada tafsirannya yang bisa diterima oleh akal pikiran.
Disamping itu ada yang paling mengejutkan, yaitu bahwa pembebasan orang-orang yang berdosa itu
ialah kematian yang abadi yang didalamnya termasuk orang-orang yang bukan Kristen, karena
mereka itu dalam pandangan Kristen adalah orang-orang yang berdosa, karena mereka tidak
percaya kepada ajaran-ajaran Kristen. Dan kalau orang-orang yang berdosa itu yakin atas abadinya
kematian mereka, tentulah reaksi alaminya mereka akan tergelimang dalam segala keburukan dan
kesenangan sekedar untuk memuaskan hawa nafsu mereka sebelum sampainya ajal, sebab
kematian itu dalam pandangan mereka adalah penghabisan untuk selama-lamanya.
Agama Buddha Mahayana Jepang adalah campuran antara agama Buddha Ortodox dan agama
Buddha primitif. Buddha Mahayana serupa dengan Brahmana, dan ajaran-ajarannya jelas
menunjukkan keingkarannya kepada Tuhan, karena Buddha tidak mengakui jiwa abadi atau Tuhan.
Sedangkan agama Brahmans, walaupun dalam hal keingkarannya kepada Tuhan sudah jelas, tapi
para pengikutnya tidak tahu hakikat Brahma yang sebenarnya. Mereka berusaha untuk
meletakkannya dalam pengertian philosofis, dan dalam usahanya ini serta dalam penyelidikan
mereka tentang hakikat kebenaran melalui penglihatan dan pendengaran, mereka tetap lebih suka
menyembah makhluk ciptaan Tuhan, dari pada menyembah Tuhan itu sendiri. Hanya Islam-lah satusatunya
agama yang menunjuki kita kepada Allah s.w.t., Tuhan Yang Hidup, Yang Memiliki segala
urusan dan segala kekuasaan, yang bersih dari kebutuhan akan tempat, Yang tidak Melahirkan tidak
dilahirkan, Yang memiliki Kerajaan di langit tujuh dan di bumi, Yang semua makhluk hanya tunduk
kepada-Nya, hanya kepada-Nya semua makhluk pada takut, dan hanya kepada-Nyalah semua
makhluk tunduk dan menyerah.
Agama Shinto7 di Jepang kekurangan nilai keutamaan, karena Shintoisme itu tidak mementingkan
akhlak atau moral secara khusus. Dalam Shintoisme, tuhan itu banyak, persis agama berhala yang
membolehkan penyembahan beberapa patung berhala.
Islamlah satu-satunya jawaban terhadap jeritan jiwa yang mencari jalan hidup yang rasional dan
kebenaran.
Catatan kaki:
7 Agama Shinto tersiar di Jepang sampai tahun 1945. Sesudah itu padam.
Sumber : Mengapa Kami Memilih Islam, Rabithah Alam Islamy Mekah, Alih bahasa: Bachtiar
Affandie, Cetakan Ketiga 1981, Penerbit: PT. Alma'arif, Bandung